24 January 2015

[Travelling] Sunda(te)y with Family



Hari minggu yang lalu, tepatnya 18 Januari 2015, setelah selesai mengerjakan pekerjaan rumah bersama keluarga, adik saya, mencetuskan sebuah ide, PIKNIK SEJARAH. Bisa dibayangkan kan bagaimana persiapan kami semua menghadapi ide dari adik? Tergesa-gesa tentu saja, karena kami benar-benar buta jalan menuju ke tempat piknik tersebut. Rencana saya pun pada hari itu terpaksa ditunda hingga sekarang. Fiuh.. Huft..

Akhirnya, berbekal tablet dan internet juga Waze, berangkatlah kami kesana. Tepatnya ke Candi Ijo. Seumur-umur saya tinggal di Yogyakarta, baru tau kalau ada tempat wisata, Candi Ijo. Taunya sih cuma Prambanan, Borobudur, Mendut, Sewu, Boko. Keterlaluan sekali bukan? Padahal candi ijo ini candi tertinggi di kota Yogyakarta lho. Kenapa dinamakan candi tertingi? Karena letaknya berada pada lereng bukit dengan ketinggian rata-rata 375 dpl. Untuk lebih jelasnya tentang Candi Ijo ada di SINI.



Hanya 30 menit kami berada di Candi Ijo, selain karena saat itu cuaca kota Yogyakarta sangat amat panas, kami juga merasakan lapar. Maka, bergegaslah kami meninggalkan tempat piknik sejarah kami hari itu. 

Di perjalanan menuju ke tempat makan, ayah saya mengusulkan untuk melihat dimana TPA (Tempat Pembuangan Akhir) bagi sampah-sampah yang ada di seputaran kota Yogyakarta ini. Setelah berkeliling mencari dibantu juga dengan Waze, dan bertanya pada setiap orang, akhirnya kami belum berhasil menemukannya. Mungkin diperjalanan kami selanjutnya. 

Tak lama kemudian, sampailah kami di sebuah Rumah Makan. Karena ayah saya ingin makan sate kambing, maka kami makan di sebuah Rumah Makan yang letaknya ada di Jl. Stadion Sultan Agung (Jalan Imogiri Timur Km 7, Wonokromo), Bantul, DIY. Jadi, dari perempatan yang terletak di Jl Imogiri Timur Km 7, kita harus berbelok ke arah barat sekitar 500 meter, dan kita akan menemukan rumah makan ini di sebelah kanan jalan. Nama Rumah Makannya adalah Sate Klathak Pak Pong (hore, alhamdulillah, akhirnya makan juga). Tidak seperti rumah makan sate yang lainnya, kami disini menunggu agak lumayan lama. Mungkin dikarenakan hari minggu, dan jam saat makan siang. But, it's oke. Yang penting kita makan.



Pilihan kami hari itu adalah, sate kambing, sate klathak, gulai dan tentu saja minumnya teh hangat dan jeruk hangat. Nikmatnya makan sate kambing hari itu, dikarenakan lapar juga karena menunggu antrian pengantaran satenya pun agak lumayan lama. Alhamdulillah, terima kasih, kami kenyang :)

Oke, sekian cerita SUNDA(TE)Y with FAMILY saya. Bagaimana cerita SUNDA(TE) kalian? Boleh lho dishare disini juga, siapa tau bisa menjadi referensi buat Readers sekalian. 

Happy Weekend yaaa :)
Be First to Post Comment !
Post a Comment

Tulis komentarmu dengan bahasa yang sopan dan tinggalkan Nama/URL yaa, biar bisa langsung saya BW :)

Custom Post Signature

Custom Post  Signature