05 December 2023

Perjalanan Kembali Menulis

Hola..

Finally, after long time takes time for healing, for heal wounds, menjelang akhir tahun 2023, aku memutuskan untuk kembali lagi menulis. Kali ini kembali ke blog, rumah yang sudah lama aku tinggalkan, hingga rumah ini penuh dengan sarang laba-laba, mungkin, tak terurus karena kejadian yang membuat aku memutuskan untuk mengambil jeda waktu sejenak menyembuhkan luka, dan ternyata luka itu berkepanjangan. But it's okay, I'm enjoy the journey, aku menikmati proses dari rasa sakit.

Mungkin ada yang penasaran, bertanya-tanya, kenapa kok hiatus? Lama banget pula. Nggak ada angin, nggak ada hujan, tiba-tiba berhenti menulis. Terus sekarang, kok tiba-tiba balik lagi, ada apa, kenapa?
 

Hmm, sedikit membuka ingatan yang memang aku tutup, nggak ingin aku buka kembali, cukup aku jadikan pelajaran dan pengalaman hidup saja. Eventhough, akhirnya bikin susah buat percaya sama orang, susah juga buat balik menuliskan apa yang dirasakan, karena ternyata selama ini, aku lebih banyak diam ketika ada masalah, tak berbagi dengan orang-orang. Sekalinya berbagi, malah dikuliti habis. Till now sih. 

Aku cukup cerita kenapa akhirnya aku mau kembali menulis lagi aja yaa, karena jatuhnya kalau mengingat hal lama, bukan nggak mau berbagi, hanya saja, enough lah yaaa.

Kenapa balik nulis lagi? Aku pernah baca, tepatnya aku lupa dimana, kalau menulis itu bisa dijadikan terapi healing juga. Selain itu membaca juga lho. By the way, after kejadian beberapa tahun lalu, mood membaca aku belum begitu balik lagi sampai sekarang, yang ada malah mood makan, mood nonton, mood baca semau aku aja sih yang sekarang ini.

Okey, balik lagi, ke kenapa yaaa. Karena baca hal tersebut, aku mikir lama banget, okey nih, kalau menulis itu dijadikan terapi healing, aku kudu bisa balik nulis lagi, even cuma satu kalimat, dua kalimat, yang penting aku bisa nuangin kembali apa yang selama ini aku rasain. 

Beberapa tahun belakangan, aku memang sudah mulai menulis lagi, tapi bukan di blog, melainkan di notepad handphone. Bukan tulisan panjang, hanya sedikit sekelumit sajak, apa yang aku rasain. Kemudian, setiap kali aku mendapat hadiah ujian cobaan masalah dari Allah, aku langsung tulis di notepad handphone, apa yang sedang terjadi, kenapa, siapa dan closurenya gimana. 

Berhasilkah untuk akhirnya menyembuhkan trauma berkepanjangan aku selama ini? Pelan-pelan, sedikit demi sedikit. Walaupun belum balik 100% seperti dulu, setidaknya udah ada good mood ke arah yang lebih baik. 

But, nggak semudah itu, fernando. Ada banyak halangan yang datang menghadang. Mood yang naik turun, lingkungan sekitar yang bikin makin overthinking, next time, akan aku ceritakan. Kemudian kehilangan beberapa anggota keluarga dalam jangka waktu satu tahun di saat covid, masalah diri sendiri, masalah dengan hati, dengan pikiran, dengan orang-orang di sekitar, too much. Sempat berpikiran mau menyerah? Yups, banget. Udah dalam tahap 'Udah kali yaa, aku nggak sanggup, kenapa sih ini mereka, kenapa sih? Boleh nggak sih, aku minta pergi duluan?' Dialog dalam kepala udah mulai bersliweran, inilah itulah. Lihat senjata tajam, pikirannya udah 'kayaknya asyik nih kalau bisa dipakai buat piiiiiipppppp'. 

And then how I can survive? Lagi-lagi, alhamdulillah, memiliki best boy friend yang ma shaa allah baik banget, selalu nggak lupa mengingatkan untuk selalu bersyukur, untuk selalu berterima kasih, untuk selalu berpikiran positif, untuk selalu memaafkan diri sendiri dan mereka yang sudah menyakiti hatimu dan keluargamu, dan yang terpenting, setiap ada apa-apa, percayalah Allah nggak akan menguji hambaNya di luar batas kemampuan hambaNya, akan ada hadiah indah yang disiapkan Allah buat kita. Dimana pun kamu berada sekarang, I just want to say thank you so much to you, bro.

Kalimat itu yang bikin aku bisa bertahan. Dan juga, anak-anak buluku yang bikin aku selalu tersenyum, tak lupa juga keluarga intiku, kesayanganku, dan juga mereka yang peduli, tulus dan sayang sama aku, tanpa ada tendensi dan udang di balik bakwan, tak ada niat untuk menjelek-jelekkan aku di belakangku, tak ada bisik-bisik tetangga di dekatku. Karena orang yang tulus itu susah buat dicari, kadang kita udah yakin ini orang Tulus, ternyata Andmesh, eh maksudnya udah yakin ini orang tulus, ternyata nggak tulus. Even nggak tahu apa salah dan dosa kita pada mereka, mereka berbicara seolah-olah kita yang salah, tanpa kita tahu dimana salah kita pada mereka.

Okey, balik lagi. So, intinya, aku balik nulis karena itu merupakan saranaku untuk bisa trauma healing, bisa terapi healing, bisa mengeluarkan apa yang ada di kepala dan di hati daripada kalau dipendam malah jadi bikin penyakit. 

Buat kalian semua yang lagi berjuang buat kembali menulis lagi, semangat yaaa. Mari sama-sama saling mendoakan agar kita tetap semangat menulis yaaa. 

Jika aku pernah membuat satu quotes mengenai membaca, 
 
Bacalah walau hanya satu kalimat setiap harinya, lama-lama bacaan itu akan habis juga kamu ambil ilmunya.

Kali ini ijinkan aku membuat satu quotes mengenai menulis, 
 
Menulislah walau hanya satu kata, dua kata setiap harinya, lama-lama itu akan menjadi kebiasaan dirimu."

Semangat menulis semua
9 comments on "Perjalanan Kembali Menulis "
  1. Selamat kembali ke dunia blogger, Asri..
    Apapun alasannya, semoga Asri kembali berbagi karya, pemikiran dan silaturahm di dunia maya ini.

    Memang gak mudah melupakan semua yang pernah terjadi dan melukai, tapi kembali lagi kalau hidup ini harus berjalan. Lakukan apa yang memang Asri cintai dan beri nyawa di sana. Agar semua bisa merasakan cinta Asri untuk pembaca.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Thank you, kak Lendy. Semoga bisa kembali lagi seperti dulu. Semangatttt

      Delete
  2. Welcome back kak Asri. Semangat yaaa. Semoga proses menulisnya benar2 jadi healing yang tepat dan bisa menambah gairah dalam menjalani hidup. Aamiin

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih, kak Ipeh. Aamiinn. Semoga menjadi healing yang tepat. Semangatttt

      Delete
  3. Welcome back Asrii ... bagiku, menulis memang jadi terapi sih ... berkali-kali membuktikannya sendiri. Semoga semakin semangat yaa.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ahhh, makasih, kak Niar.. Aamiinnn, semoga aku bisa kembali lagi seterusnya di sini.

      Delete
  4. Wah perjalanan kita mirip ya, kembali menulis. Bersyukur dipertemukan di kelas Blog, jadi ada teman seperjuangan untuk konsisten berbagi melalui tulisan. Semangat ya Asri

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiinn.. mari kita semangat menulis, kak Nyoman

      Delete
  5. Menulis memang jadi terapi healing ya kak asri. Intinya, kalau ga bisa lewat omongan ya tulis aja..begitu kan ya? tetap semangat bestiii

    ReplyDelete

Tulis komentarmu dengan bahasa yang sopan dan tinggalkan Nama/URL yaa, biar bisa langsung saya BW :)

Custom Post Signature

Custom Post  Signature