16 August 2025

Pengalaman Horor dalam Hidupku


Pernahkah kamu mengalami cerita horor dalam hidupmu? Bahkan ketika orang terdekatmu meragukan ceritamu dan tidak mempercayainya. Hanya mengatakan jika kamu mengada-ada, tidak ada apa-apa. Tapi, yang sebenarnya terjadi adalah hal nyata. Bahkan terjadi berkali-kali dalam hidupmu. Cerita ini datang ketika usianya masih belia, bahkan mungkin di usianya tersebut banyak hal yang tak diingatnya, namun kejadian yang terjadi malam itu, masih terpatri kuat di ingatannya hingga hari ini.

Hari itu, malam hari, ketika usianya menginjak 3 atau 4 tahun, dan dia tinggal di sebuah rumah lama, milik kakeknya, sembari menemani kakeknya yang tinggal disitu bersama kedua orang tuanya dan adiknya. Ketika itu, adiknya tidur bersama kedua orang tuanya di dalam kamar yang terletak di ruangan tengah. Sedangkan dia, tidur di luar kamar, masih di ruangan tengah. Kebetulan ruangan tengah kala itu diberi tempat tidur untuk dirinya tidur, belajar untuk bisa tidur sendiri. Dan malam itu, hal yang tak pernah dia pikirkan datang kepadanya.

Masih terekam jelas di ingatannya, malam itu dia tidur sendiri di ruangan tengah, tak ada siapapun yang menemaninya. Dan sesosok makhluk tak kasat mata hadir mendekatinya. Mengenalkan dirinya adalah penunggu sungai di dekat rumahnya, karena memang ada sungai di rumah kakeknya. Sosok tinggi besar, hitam. Diajaklah dia ke rumahnya yang ada di sungai tersebut, mengajak dia untuk tinggal disana, tapi dia menolak. Dan ketika dia sadar, hari telah berganti pagi. Namun, kejadian itu tak pernah dia ceritakan pada siapapun. Hanya diam dan menunggu hingga keberaniannya muncul untuk bisa menceritakan kisah itu pada orang lain.

Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun. Kala itu, hari libur, sanak saudaranya yang biasa dia panggil bude, datang ke kota tempat dia tinggal. Hanya sebentar, dan memutuskan untuk pulang naik pesawat. Bandara masih di tempat yang lama, belum berpindah di tempat baru. Seperti kebiasaannya, dia menanti di sebuah ruangan, hingga budenya menaiki pesawat. Tapi sore itu, hal tak biasa muncul di dalam penglihatannya, hanya sekilas, namun membekas hingga hari ini. Dia melihat ada pesawat yang terbakar atau mengalami kecelakaan. Seperti biasa, tak dia hiraukan, karena dia menganggap hanya karena terbawa setelah melihat film mengenai kecelakaan pesawat. Tapi, ternyata beberapa bulan kemudian, sebuah kecelakaan pesawat terjadi di bandara yang sama tempat dia mengantarkan budenya sore itu.

Kini, dia tumbuh tak lagi remaja, melainkan dewasa. Bekerja di salah satu perusahaan. Tahun itu, sebuah virus datang hingga mengakibatkan orang-orang memutuskan untuk melakukan WFH. Begitu juga, perusahaan tempat dia bekerja pun menerapkan WFH dan WFO, atau biasa disebut Hybrid. Hari itu, tanpa ada perasaan apapun, dia berangkat bekerja seperti biasa. Duduk di ruangan yang sama, tanpa kehadiran kedua atasannya, yang memang memutuskan untuk melakukan WFH karena memiliki komorbid. Tenang, tak ada hal aneh yang terjadi. Hingga, siang itu, ketika sedang asyik bekerja, dia merasa ada seseorang yang berdiri di hadapannya, di depan meja tempat dia bekerja. Ketika dia menaikkan kepalanya untuk melihat siapa yang berdiri di hadapannya, tak diduga tak disangka, seseorang memakai gaun berwarna putih, berambut panjang menghadap ke belakang, jadi dia diperlihatkan punggungnya, ada di hadapannya, berdiri di siang bolong. Dia memutuskan untuk diam, menundukkan kepalanya, tak ada suara, hanya batin yang terus menerus mengucapkan surat-surat dalam Al-Qur'an. Tak sampai 5 menit, sosok itu hilang. Hal pertama yang dia lakukan ketika sosok itu menghilang adalah, mengambil HP, membawa tas, dan flash disk berisi pekerjaannya, kemudian lari keluar ruangan dan memilih bergabung dengan teman lain di ruangan yang berbeda. 

Hidup masih berjalan apa adanya, dia masih menjalani hari-harinya seperti biasa. Hingga undangan keluarganya yang ingin mengadakan doa bersama untuk almarhum kakeknya di rumah yang dulu pernah dia tempati.  Dia iyakan, dan bergotong royong untuk saling membantu mempersiapkan segala sesuatunya. Tapi, siang itu, di rumah yang sama, di ruangan yang berbeda dengan tempat dia dulu bertemu sosok dia berkenalan dengan hal-hal yang tak kasat mata pertama kali. Kali ini di ruang makan. Dia dan saudara sepupunya, menghadap tembok, sedang mempersiapkan piring-piring untuk nantinya ditata. Kemudian yang lain sedang mempersiapkan makanan di piring dan ada di meja makan. Ada yang lewat di belakang tubuhnya, menyenggol pantatnya, sekilas. Hanya itu saja, namun, ketika dia menengok, tak ada siapapun yang lewat, semua asyik di tempatnya masing-masing. Dia bertanya pada saudaranya, apakah ada yang lewat disini, dijawab tak ada siapapun. Dia kembali diam. Hanya berpikir, mungkin perasaannya saja. 

Cerita ini belum berhenti hingga disitu saja. Pernah suatu hari, tak ada angin tak ada hujan, sekelenat wajah temannya satu kantor lewat di penglihatannya. Hanya sebentar. Tak dia hiraukan. Hanya menganggap mungkin sedang rindu karena saat itu memang sedang weekend, jadi tidak bertemu selama dua hari. Tapi, ternyata itu menjadi sebuah pertanda. Satu atau dua bulan kemudian, berita duka datang menghampirinya, nenek temannya meninggal dunia. Dan temannya dalam keadaan tak baik-baik saja. Masih tidak dia hiraukan awalnya. Hingga dia mengingat beberapa kejadian di saat dia masih kuliah. Nenek dari pihak ibunya sakit, dia menjenguk bersama kedua orang tuanya, hanya sekilas dia melihat, dan dalam hatinya berkata, sebentar lagi tak ada. Ternyata benar, dua hari kemudian, neneknya meninggal dunia. Kemudian jauh sebelum itu, nenek dari pihak ayahnya juga sama, sakit, dia menjenguk dan melihat sekilas, dan berkata dalam hati, sebentar lagi tak ada. Ternyata benar, dua hari kemudian, neneknya meninggal dunia.

Sampai dia bertanya pada ibunya, apakah ada dari keluarga pihak ibu yang memiliki kemampuan yang sama dengan dirinya, namun dijawab tidak ada. Keluarga dari pihak bapak pun juga sama. Kedua orang tuanya meyakinkan jika tidak terjadi apa-apa, semuanya baik-baik saja. Itu hanya perasaannya saja. Tapi, baru-baru ini, dia melihat kembali, sekilas lalu, wajah teman kerjanya di kantor. Sempat menanyakan, apakah temannya baik-baik saja, dan dijawab baik-baik saja, hanya sedang flu. Tapi, dia tak berani berasumsi apapun, tak berani memprediksi apapun. Tak berani melakukan apapun, karena dia sendiri tak tahu apa yang akan terjadi nantinya. Dia bukan seorang indigo, bukan orang yang memiliki kemampuan indra keenam, ketujuh, atau kedelapan, atau seorang clairevoyant. Hanya orang biasa, yang tidak paham kenapa dia bisa bertemu dan mengalami hal-hal seperti itu.

Ini kisah tentang seorang gadis, dan itu adalah aku. 
Be First to Post Comment !
Post a Comment

Tulis komentarmu dengan bahasa yang sopan dan tinggalkan Nama/URL yaa, biar bisa langsung saya BW :)

Custom Post Signature

Custom Post  Signature