17 January 2024

Mengelola Keuangan Ala Aku

 
Hola, teman-teman 


Setelah sempat hiatus beberapa tahun, akhirnya rubrik Rabu Merindu kembali lagi. Kali ini aku bareng sama kakak yang lucu R Bea Senandika. Untuk episode perdana, semoga akan ada episode selanjutnya kembali yaa, dan rutin ada setiap minggu yaa, hari ini kami berdua mau membahas mengenai mengelola keuangan ala masing-masing dari kami berdua.

Okey, mari kita bahas sedikit sambil curcol mengenai mengelola keuangan. Disclaimer yaa, bukan bermaksud menggurui melainkan ingin sharing, siapa tahu ada dari teman-teman yang memiliki cara mengelola keuangan yang mungkin bisa kami berdua terapkan nantinya. Okey, here we go, duh dag dig dug nih aku.
 
Baca juga punya kak Bea yaa
 
Jaman sekarang ini, apalagi buat aku yang alhamdulillah sudah bekerja dan memiliki penghasilan sendiri, aku harus bisa mengolah, mengelola penghasilan yang aku terima untuk bisa cukup selama satu bulan. Karena aku masih tinggal dengan orang tua, jadi, untuk pengeluaran belanja sembako maupun sayur-sayuran, kadang aku membantu saat belanja sayur di kang sayur keliling di kompleks rumah, kadang adikku yang mengirimkan beras. Karena, alhamdulillah, ayahku ada uang pensiunan setiap bulan, dan kata ayahku, selama aku belum menikah, aku masih menjadi tanggung jawab kedua orang tuaku, walaupun aku sudah bekerja dan memiliki penghasilan sendiri. Jadi, menurut ayahku, uang penghasilanku, untuk aku bisa menyenangkan diriku sendiri, karena berkaca dari pengalaman ayahku semasa seusia aku, penghasilan beliau untuk membantu almarhum kakek dan nenekku, juga adik-adik ayahku. Makanya, ayahku selalu bilang, penghasilanku untuk aku menyenangkan diri sendiri, dipuas-puasin sebelum menikah. Padahal nih yaa, aku suka bingung mau menyenangkan diri sendiri tuh kayak gimana secara aku lebih suka ngetem di rumah tiap libur, paling ngedrakor, kalaupun keluar saat libur, itu juga sama orang tua, makan, jalan-jalan kemana gitu. Nah, disini ini aku yang ambil alih, jadi setiap pergi dengan orang tuaku, aku nggak mengijinkan orang tuaku mengeluarkan uang, semua aku ambil alih, walaupun hanya untuk bayar parkir sekalipun.

Okey, sekarang gimana sih cara aku membagi-bagi penghasilan aku agar cukup satu bulan. For your information ya, penghasilan aku, alhamdulillah UMR di kota Jogja. Jadi, aku bukan karyawan BUMN yaa, teman-teman, melainkan TAD (tenaga alih daya) atau lebih dikenal outsourcing di salah satu perusahaan BUMN di kota Jogja. Kadang suka pusing sendiri, kalau sudah dibagi-bagi masuk ke pos-pos masing-masing, tiba-tiba ada aja pengeluaran mendadak, dimana porsinya lebih besar dari yang sudah aku bagi. Kepala pusing, teman-teman. Ketika ada teman yang bilang, karena aku masih single, belum menikah, belum banyak kebutuhan, jadi aman, santai. Kata siapa coba? Lha kalau jajan, beli bensin, beli perintilan skincare, nggak pakai uang bayarnya? Terus pakai apa, daun? Astagah, sebel banget setiap dengar ada yang bilang seperti itu. Eh, kenapa curhat? Hehe.

Biasanya, aku pakai rumus 40/30/20/10, ini maksudnya adalah 40% dari gaji atau penghasilan aku, aku pakai untuk kebutuhan aku, kemudian 30%nya untuk cicilan (kalau ada cicilan), 20% untuk investasi atau disini biasanya aku pakai untuk tabungan, 10% lagi untuk donasi atau untuk kebutuhan mendadak. Tapi, kadang aku pakai rumus 50/30/20 juga sih, dimana 50% untuk kebutuhan, 30% untuk keinginan, 20% untuk investasi / tabungan. Biasanya tergantung sih kalau aku, kebutuhan aku tiap bulan banyak nggak, karena nggak tentu juga.

Untuk kebutuhan sendiri, aku biasanya bedakan 3 bagian, antara lain, untuk kebutuhan pribadiku (beli skincare, make up, jajan makanan, kuota, pulsa, beli baju, celana, beli bensin dan lain-lain), untuk kebutuhan kucing alias anabul aku (dry food, snack, pasir, grooming, tetes kutu dan obat cacing - biasanya setiap 3 bulan sekali, vaksin - biasanya setiap 1 tahun sekali). Kemudian ada untuk kebutuhan rumah (beli sembako, sayuran, jajan sama orang tua, dan lain-lain).

Nah, kalau untuk cicilan, biasanya aku pakai untuk bayar arisan yang aku ikuti, baik di kantor maupun di rumah, karena sama ibu, aku udah diminta ikut arisan dasa wisma, padahal aku masih single yaaa, but it's okay, senang bisa berkumpul sama emak-emak. Kemudian kalau untuk tabungan sendiri aku memang udah sisihkan dari awal gajian, langsung aku masukkan ke tabungan, jadi nggak nunggu akhir bulan, ada sisa, baru dimasukkan ke tabungan. Untuk donasi atau kebutuhan mendadak sendiri, kalau ada undangan menikah, bayi lahir, ulang tahun, udah ada posnya sendiri, kalau donasi lebih ke buat aku infaq sedekah sih yaa.

Ini adalah sedikit cara mengelola keuangan ala aku, mungkin belum seahli yang lain yaa, karena kadang rumus itu pun suka berubah-ubah sendiri, sesuai dengan kondisi keuangan dan kondisi di lapangan. Ada yang mau sharing juga mungkin disini, gimana cara mengelola keuangan ala kamu?
2 comments on "Mengelola Keuangan Ala Aku"
  1. Semua punya oengelolaan uang yang berbeda bahkan anakku yang sudah menikahpun berbda dengan cara aku sebagai ibunya. Selama tidak boros dan pengeluaran sesuai dengan kebutuhan dan menabung semua akan baik2 saja

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih, kak tira, untuk sharingnya, noted

      Delete

Tulis komentarmu dengan bahasa yang sopan dan tinggalkan Nama/URL yaa, biar bisa langsung saya BW :)

Custom Post Signature

Custom Post  Signature