Saat di Kulon Progo, kami berkunjung ke mitra binaan kami di daerah Mendiro, Gulurejo, Lendah, Kulon Progo. Namanya Batik Estin. Ada yang pernah berkunjung kesana? Buat yang belum, mungkin ini bisa jadi referensi dalam pencarian Batik. Terus kenapa namanya bisa Batik Estin? 
Berawal dari menjadi buruh batik di Jogjakarta, lalu Ibu Estin mempelajari batik lukis dan perlahan mendirikan usaha batik sendiri. Batik Estin sendiri sempat mengalami pasang surut, terutama pada saat terjadi perang teluk, gempa dan bom bali, pemasaran anjlog karena tidak ada pemesanan, namun perlahan batik estin dapat bangkit kembali secara perlahan hingga sekarang (diambil dari : Batik Estin)
| Proses pembuatan batik | 
Kemudian, mulai 2006 ini, ia bersama sang istri, Istina (36) mulai Fokus wirausaha
 batik. Ketika batik sudah menjadi bahan sandang (kebutuhan sekunder). 
Memang, Suranto terlahir dari seorang ibu pengrajin batik lukis. 
Membatik bagi ibunya sudah menjadi budaya dan mempertahankan tradisi. 
Hal itu dimulai dari tahun 1988. Meski masih sebatas batik lukis dan 
membatik kipas. Karena perkembangkan batik lukis dan batik kipas lesu, mulai tahun 2006,
 mulai membuat batik baju. Suranto bercerita, semenjak batik mendapat 
pengakuan UNESCO, industri batik mulai ramai. Yang awalnya para 
pengrajin batik yang sudah kolaps dan tutup, mulai bangkit untuk 
memenuhi kebutuhan pasar, baik domestik maupun luar negeri.










Be First to Post Comment !
Post a Comment
Tulis komentarmu dengan bahasa yang sopan dan tinggalkan Nama/URL yaa, biar bisa langsung saya BW :)